Minggu, 30 Mei 2010

cinta terlarang

Ada suatu desa di bilangan Jawa Barat,tepatnya berada di samping Pusat kota Bandung.Di desa tersebut terdapat seorang gadis yang dikenal dengan julukan kembang desa.Gadis itu bernama Zaira,dia tinggal bersama neneknya.Ibunya telah meninggal dunia saat ia berumur 2 tahun,sedangkan ayahnya merantau ke luar kota dengan membawa kakaknya.Zaira berumur 17 tahun,ia memiliki kepribadian yang baik,dia sangat rajin membantu neneknya.Neneknya hanyalah seorang wanita renta yang bekerja sebagai penjual gula merah.Mereka hidup serba kekurangan,meski begitu Zaira dan neneknya selalu mensyukuri keadaannya.Sudah banyak pria yang mencoba mendekatinya dan melamarnya,namun Zaira menolaknya.
Pada suatu hari,Zaira berniat menjual gula merah buatan neneknya ke Pasar.Saat ia berada di Pasar,ia bertemu dengan sosok pria yang sangat tampan dan menarik.Sosok pria itu bernama Riza,Riza adalah seorang anak dari salah satu saudagar kaya yang baru tiba di desa dimana Zaira tinggal.Riza pun melihat kearah Zaira,Zaira tersenyum.Saat Zaira ingin kembali ke rumahnya,Riza berusaha mengikutinya.Setibanya Zaira di rumah ia langsung mencium tangan neneknya dan memberikan uang hasil penjualan gula merah yang dibuat neneknya.Riza pun terus mengikutinya untuk mencari tahu siapa namanya.Zaira pun keluar dari rumahnya untuk menyapu halaman rumah.
Tak lama kemudian pengawal Riza menghampiri Zaira,dan menanyakan siapa namanya.Zaira menjawab dengan keluguannya,dan mempersilahkan pengawal Riza masuk untuk menanyakan tujuannya datang ke rumahnya.Pengawalnya pun menceritakan bahwa majikannya yang bernama Riza ingin berkenalan dengannya.Selang beberapa waktu Riza keluar dari tempat persembunyiannya.Zaira tersenyum dan terkejut ternyata Riza telah bersembunyi di halaman rumahnya.Riza pun tersipu malu,mukanya memerah karena Zaira mentertawakannya meskipun hanya lewat senyuman yang indah.Zaira memanggil neneknya untuk diperkenalkan pada Riza dan pengawalnya.Neneknya pun keluar dan disambut senyuman oleh Riza dan pengawalnya.Hari semakin senja,Riza dan pengawalnya pamit untuk pulang,Zaira dan neneknya mulai membuat gula merah untuk dijual esok hari.Malam semakin larut,Zaira menyuruh neneknya untuk istirahat,dan ia meneruskan membuat gula merah itu.Setelah semua pekerjaan diselesaikan dengan baik,Zaira pun beranjak ke kamarnya untuk istirahat.
Esok harinya,Zaira memasak makanan untuk neneknya,lalu bergegas menuju pasar untuk menjual gula merah yang telah dibuatnya semalam bersama neneknya.Setibanya ia di pasar,ternyata Riza sudah ada disana lalu ia membantu Zaira untuk mengantarkan gula merahnya ke warung” yang ada.Zaira tersipu malu dan merasa senang,karena Riza membantunya tanpa memandang derajatnya.Semua orang yang ada di pasar pun melihat mereka berdua yang tampak asyik mengantarkan gula merahnya.Saat Zaira hendak pulang,Riza mengantarkannya dengan mobil yang indah.Zaira berusaha menolaknya namun Riza tetap memaksanya,setibanya di rumah Riza dan Zaira terkejut.Karena di depan rumahnya banyak sekali para pria yang gagah dan terlihat seperti orang kaya.Zaira pun turun dari mobilnya Riza dan berjalan mendekati rumahnya dengan rasa khawatir.Zaira menerka-nerka apa yang terjadi kepada neneknya.Setibanya Zaira tepat di depan pintu rumahnya,ternyata neneknya tak apa-apa.Zaira menanyakan apa yang sebenarnya terjadi kepada neneknya.Neneknya pun menjawab bahwa para pria ini berniat untuk melamar Zaira dan memperistrikannya.Zaira kaget bukan main,sebanyak ini yang melamarnya.Riza pun masuk dan menanyakan hal ini,Zaira tak dapat menjawabnya karena ia masih shock dengan kejadian ini.Neneknya akhirnya menceritakan hal ini kepada Riza,Riza mengerti tentang ini.
Selang 3 bulan setelah kejadian itu,akhirnya Zaira memilih Riza untuk jadi pendampingnya.Namun Zaira tak ingin langsung menikah,ia ingin lebih mengenal dekat dahulu siapa Riza dan segala sifatnya.Riza pun menerima keputusan ini dengan sangat gembira,bagaikan mimpi yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.Riza dipilih oleh Zaira dari para pria lainnya yang menurutnya semua menarik.Setelah mereka menjalani hubungan hidup Zaira dan neneknya mulai berkecukupan.Meskipun sebenarnya Zaira tidak pernah meminta apapun pada Riza.Mereka tampak bahagia sekali,rasa cinta mereka seakan mengiringi langkah mereka.Pada suatu ketika ayah dari Riza ingin bertemu dengan gadis pujaan dari anaknya.Riza pun antusias sekali untuk mempertemukan Zaira dan ayahnya.Semua dipersiapkan dengan matang,Riza pun membelikan gaun yang indah untuk Zaira dan neneknya.Saat itupun tiba,Zaira dan neneknya bertemu dengan ayah Riza.Ayah Riza menyambut Zaira dengan baik,namun saat ia melihat neneknya Zaira ia langsung kaget.Neneknya Zaira pun terkejut dengan apa yang ia lihat tadi.Neneknya pun meminta Zaira untuk segera pulang,Zaira bingung sebenarnya apa yang terjadi sehingga membuat ayah Riza dan neneknya itu sangat terkejut saat bersalaman.Zaira pun pamit pulang kepada Riza,Riza pun bingung ada apa sebenarnya dan ia mengizinkan Zaira untuk pulang dengan menyuruh pengawalnya mengantarkan Zaira dan neneknya.Neneknya menolak dengan nada masih terkejut dan menarik tangan Zaira.Riza pun melepas tangan Zaira dari genggaman tangannya.
Setibanya Zaira dan neneknya di rumah,neneknya langsung masuk kamar tanpa mengeluarkan sepatah katapun.Zaira benar” bingung apa yang sebenarnya terjadi,Riza pun mencoba menanyakan hal ini kepada ayahnya namun ayahnya tak menjawab.Mereka menjalani hubungan tanpa diketahui oleh nenek Zaira dan ayah Riza.Karena setelah kejadian itu nenek Zaira dan ayah Riza melarang keras hubungan mereka,Padahal mereka saling mencintai,meski begitu nenek dan ayahnya tetap melarangnya.Zaira dan Riza berusaha mencari tahu mengapa nenek dan ayahnya itu melarang keras hubungan mereka.Padahal sebelum mereka bertemu semua dalam keadaan baik” saja.Tetapi saat mereka dipertemukan malah jadi seperti ini.Berhari-hari Riza dan Zaira mencari tahu sampai 4 bulan pencarian,nenek Zaira jatuh sakit.Dan Zaira pun merawatnya,sesekali Zaira menanyakan tentang kejadian waktu itu,neneknya pun menjawab dengan nada lirih bahwa yang dapat memberitahu Zaira apa yang sebenarnya terjadi adalah buku diary ibunya yang tersimpan di sebuah rumah tua di bilangan Jawa Barat tepatnya di Bandung.Setelah neneknya menjawab hal itu,neneknya menghembuskan nafas terakhir.Zaira menangis tersedu-sedu karena orang yang ia sayangi dan ia miliki satu-satunya harus pergi meninggalakan dirinya untuk selamanya.2 minggu berlalu,Zaira teringat akan pesan dari neneknya,ia pun bergegas menuju tempat yang dimaksud oleh mendiang neneknya.Tanpa sepengetahuan Riza,Zaira mencoba mencari tempat yang dimaksud,beberapa jam kemudian Zaira menemukan tempat yang dimaksud.
Zaira pun bertanya kepada para tetangga siapa pemilik rumah yang cukup besar dan terlihat tua.Para tetangga menyebutkan nama ibu Zaira,Zaira terkejut ternyata sebelum ibunya meninggal mereka termasuk orang yang kaya.Zaira bergegas menuju pintu rumah itu,setibanya di depan pintu rumah itu Zaira perlahan-lahan membuka pintu rumah itu.Tak lama kemudian Zaira masuk,dan menyelusuri ruangan” yang ada.Dan akhirnya ia menemukan sebuah kamar yang dipintunya tertulis R&Z.Ia menerka-nerka apa maksud dari tulisan itu,lalu ia membuka pintu kamar itu Zaira pun membuka semua lemari yang ada di dalam kamar itu.Dan ia pun menemukan buku diary yang ia cari dan disamping terdapat album foto yang berdebu.Zaira pun keluar dari kamarnya itu,kemudian mencari petunjuk lainnya yang ada didalam rumah itu.Namun semua barang” yang ada disana sudah tak dapat di lihat lagi karena sudah terlalu lama tak ada yang merawatnya.Beberapa menit kemudian Zaira bergegas kembali pulang,di sepanjang perjalanan ia berusaha menahan diri untuk membuka buku diary dan album foto itu.
Setibanya ia di rumah,Riza sudah menunggu di halaman rumahnya.Zaira berusaha menyembunyikan buku diary dan album foto itu.Riza pun memeluk Zaira dengan erat,dan mengatakan bahwa dirinya sangat rindu dengan Zaira.Zaira berusaha tenang menyembunyikan buku diary dan album foto itu ,dan mencoba mengikuti suasana yang ada.Mereka pun menghabiskan waktu senja bersama,tanpa terasa hari semakin larut.Ingin rasanya Riza untuk terus berada di samping Zaira,dan akhirnya Riza pun pulang dengan memberi ciuman yang hangat di kening Zaira.Beberapa saat,setelah Riza pulang,Zaira masuk ke dalam rumahnya kemudian ia langsung bergegas membuka buku diary dan album yang ia dapat tadi.Perlahan-lahan ia baca dan akhirnya ia menemukan jawaban dari semua masalah yang ada terhadap hubungannya dengan Riza.Dan akhirnya Zaira mengambil keputusan yang benar” bodoh,ia mengakhiri hidupnya dengan menusukkan pisau ke perutnya.Keesokan harinya Riza datang ke rumah Zaira bersama ayahnya.Setibanya mereka di rumah Zaira,Riza berusaha mengetuk pintu rumah Zaira namun tak ada tanggapan.Akhirnya Riza mendobrak pintu itu,dan matanya langsung menuju kearah wanita yang ia sayangi telah bersimbahan darah dengan pisau menancap di perutnya.Riza berusaha mencabut pisau itu kemudian ia memeluk erat Zaira.Ayahnya pun memeluk Zaira dengan tetesan air mata.Dan disamping tubuh Zaira Riza menemukan buku diary dan album foto.Riza pun membaca buku itu dan akhirnya Riza mengetahui mengapa Zaira mengakhiri hidupnya dengan cara seperti ini.Karena Zaira tak dapat menerima bahwa orang yang sangat ia cintai adalah kakak kandungnya sendiri.Riza pun menangis dan tak menyangka jika ia dan Zaira adalah kakak beradik.Tak lama kemudian Riza mengambil pisau yang tadi tertancap di perut Zaira.Lalu menusukkannya di perutnya,ayahnya terkejut mengapa ia melakukan ini.Dan akhirnya Riza meninggal tepat disamping jasad Zaira.Ayahnya pun memeluk kedua anaknya itu dengan rasa benar” menyesal telah memisahkan mereka sejak kecil.Setelah kematian kedua anaknya,ayahnya depresi dan akhirnya ia masuk Rumah Sakit Jiwa.Karena,ia mengalami gangguan mental akibat peristiwa yang ia alami saat ini.

Menemukan Sosok Indonesia

Setelah 5 tahun lebih soeharto tumbang, pemerintah ternyata masih berjalan ditempat, prahara dan krisis seakan enggan menjauh. Malah kini terus-menerus harus berhadapan dengan krisis politik, keamanan, social, dan yang paling mutakhir ancaman terorisme global. Sampai kapan sengsara ?

Menemukan kembali sosok Indonesia merupakan terjemahan bebas dari reinventing Indonesia. Istilah reinventing pertama kali dipakai oleh John Naisbit dan Patricia Aburdene untuk judul salah satu buku mereka Reinventing the Corporation , terbit 19 tahun yang lampau.
Namun sosok Indonesia sulit dirumuskan. Sosok Indonesia tak pernah tetap dan selalu dalam konstruksi. Perjalanan 58 tahun lebih Indonesia merdeka penuh jatuh bangun. Ada saat emas seperti awal-awal tahun Orde Baru, ada pula saat kacau balau. “Jalan Tak Ada Ujung”, seperti Novel karya Mochtar Loebis. Perjalanan bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik seolah-olah perjalanan tanpa ujung. Kita belum tahu kapan keadaan ini berakhir.
Keterpurukan Indonesia dalam hal efektifitas pemerintah di Asia Timur hanya lebih baik dari Laos. Peringkat indeks pembangunan manusia dunia menempati peringkat ke-110. Merajalelanya korupsi menempatkan Indonesia dalam kelompok negara jauh dibawah rata-rata negara miskin. Kualitas hidup manusia Indonesia dengan UMR (upah minimum regional), lebih dari 50 persen rakyat Indonesia di bawah garis kemiskinan.
Negara Indonesia yang dicita-citakan adalah negara yang kuat, dalam arti akuntabel legitimate, dan tidak dalam arti otoriter. Modelnya adalah dikembangkannya civil society. Campur tangan pemerintah yang berlebihan harus ditentang. Negara yang kuat bebas dari fanatisme dan kekerasan.
Sosok Indonesia yang terbayangkan adalah demokratis, multicultural, kosmopolistis yang memiliki civility dan berkeadilan social maupun politik. Negara demikian tidak bisa dihasilkan dalam semalam, tetapi melalui proses jatuh bangun.
Negara yang kuat tidak berarti pemimpinnya yang kuat, tetapi negara itu kuat dengan sendirinya. Bebas dari ideology yang memecah belah. Yang penting birokrasi dan akses kearah berkembangnya civil society dapat berjalan lancar. Misalnya, negara Swiss, rakyat tidak mempersoalkan siapakah pemimpinnya.
Ada sebuah kisah Alexander Agung, yaitu pada saat akan meninggal. Kerajaannya begitu luas, sementara pemimpin dalam arti sebenarnya hanya satu orang, yakni dia sendiri. Pada saat akan meninggal, beberapa jenderal bertanya, “akan diserahkan kepada siapa kekuasaannya”. Ia menjawab, “ akan diserahkan kepada yang paling kuat”. Timbullah chaos yang luar biasa karena masing-masing jenderal merasa dirinya paling kuat dan haus kekuasaan.
Kesalahan itu sama halnya dengan Indonesia, presiden atau para pemimpin negara kita tidak menanamkan kesadaran bahwa kekuasaannya, kendati milik sendiri sepenuhnya, sebenarnya adalah milik kolektif , yaitu rakyat atau bangsa Indonesia karena yang mempertahankannya juga merupakan tanggung jawab kolektif. Selain itu tidak menyiapkan kader pemimpin secara kolektif, meskipun tidak ada pemimpin yang sebaik pemimpin yang sekarang atau sebelumnya.
Indonesia adalah negara bangsa kolektif, milik semua bangsa Indonesia. Tidak ada satu orang atau kelompok yang memiliki Indonesia. Kesadaran ini yang perlu ditanamkan. Tidak ada pemimpin yang tidak dipersiapkan. Memang, proses persiapannya memakan waktu yang lama.
Untuk itu diperlukan pendidikan yang seluas-luasnya, cepat, dan murah. Bukan hanya sekedar praksis di sekolahan.