Ada sekelompok cewek” yang cantik,terdiri atas Lian,Lina, dan Liza.Mereka berteman sejak SMP,sekarang mereka duduk di bangku kuliah.Mereka cukup terkenal di kampusnya,dengan sebutan 3L (Triple L).Dari 3 cewek ini yang paling terkenal yaitu Liza,karena dia cantik,rendah hati,baik,pintar dan kaya.Lian dan Lina pun hampir sama namun kadang” mereka menunjukkan sikap angkuhnya.Pada suatu ketika mereka mempunyai rencana akhir pekan ingin hang out,sekedar untuk makan di café atau nonton di bioskop.Rencana itupun terlaksanakan,di saat mereka sedang asyik nonton bertemulah mereka dengan 3 cowok” yang cukup menarik,terdiri dari Refi,Rino,Riva.Mereka juga diberi julukan di kampus mereka 3R (Triple R).Mereka juga menonton film yang sama dengan 3L.Lian dan Lina sangat tertarik dengan Refi dan Rino,sedangkan Liza sama sekali tak melirik ke arah 3R.Setelah film selesai,3L bingung akan melakukan apa,tak lama kemudian 3R menghampiri 3L.Akhirnya mereka berkenalan,3R pun mengajak 3L untuk ngobrol” di café yang biasa mereka datangi.Lian dan Lina pun langsung menanggapinya,namun Liza tak mau,ia ingin segera pulang.Tetapi para sahabatnya membujuk agar ia mau ikut dengan mereka.Akhirnya Liza pun mau,merekapun jalan bareng menuju café yang dimaksud.Setibanya mereka disana,Lina duduk disamping Refi,Lian duduk di samping Rino,tetapi Riva dan Liza saling berjauhan.Setelah mereka ngobrol” merekapun pulang dengan memegang no.Hp dari 3R dan sebaliknya.Tapi lain hal dengan Liza dan Riva,mereka tak saling tukar no.HP.Liza memang terkenal lebih pendiam dibanding kedua sahabatnya.
Keesokan harinya,Liza berangkat ke kampus tanpa para sahabatnya,karena para sahabatnya berangkat bareng dengan 3R.Liza pun sangat kesal karena mereka terlalu mudah dekat dengan 3R padahal mereka belum mengetahui lebih jauh siapa mereka.Sikap dari para sahabatnya inilah yang membuat mereka sering sakit hati dibanding Liza.Setibanya Liza di kampus,para sahabatnya sedang bersama dengan 3R.Setelah itu para sahabatnya memberitahu Liza bahwa mereka telah resmi pacaran dengan Rino dan Refi.Liza terkejut bukan main,karena mereka baru mengenal 3R semalam apa tak terlalu cepat tuk mengambil keputusan jalani hubungan.Liza pun meninggalkan para sahabatnya yang sedang duduk bersama dengan para pacar barunya.Beberapa saat kemudian Riva mengejar Liza,Riva berusaha untuk mengenalnya lebih jauh lagi.Tetapi Liza tetap tak memperdulikannya,sampai akhirnya Liza masuk ke dalam perpustakaan.Riva pun tetap menunggunya di depan perpustakaan.Liza pun keluar dari perpustakaan,ia merasa risih karena Riva terus mengikutinya.Akhirnya Liza menanyakan pada Riva apa yang dia inginkan sebenarnya sampai ia terus mengikutinya.Riva pun menjelaskan apa yang ia ingin tahu dari sosok Liza.Suasana pun yang tadinya dingin sampai akhirnya bisa lebur dengan sifat humorisnya Riva.Liza pun tertawa terpingkal-pingkal mendengarkan cerita Riva.Akhirnya mereka pun berteman,saling tukar no.HP seperti para sahabatnya yang lain.Setelah mereka ngobrol,Liza harus masuk kelas karena sudah waktunya jam kuliah di mulai.Riva pun menawarkan untuk menjemputnya nanti seusainya jam kuliah,Liza pun tak menolak tawaran Riva itu.Seusainya jam kuliah,Lian dan Lina pulang bareng dengan pasangan mereka masing”,Liza pun pulang dengan Riva.Setibanya mereka di rumah Liza,Riva ingin mengajak Liza ke toko buku untuk mencari bahan tugas kuliahnya.Liza pun mau mengantarnya,dengan maksud ia pun ingin membeli novel dan buku bahasa Mandarin.Mereka pun masuk ke dalam rumah Liza,Liza meninggalkan Riva sejenak.Beberapa saat kemudian Liza pun turun,Riva menanyakan dimana orang tuanya Liza,Liza pun menceritakan bahwa orang tua dan kakaknya telah meninggal 6 tahun yang lalu karena kecelakaan pada saat mereka akan bertugas di Myanmar.Riva pun meminta maaf atas kelancangannya menanyakan orang tua Liza sampai membuatnya menjadi sedih.Akhirnya mereka menuju ke toko buku yang dimaksud.Setibanya mereka disana mereka langsung menuju ke tempat dimana buku” yang mereka cari berada.Selang beberapa waktu mereka telah menemukan buku yang mereka cari.Mereka pun segera bergegas untuk membayar buku yang mereka cari itu.Setelah itu mereka langsung menuju café yang biasa mereka datangi.Setelah itu mereka pun pulang dengan rasa senang.
6 bulan telah berlalu,Riva mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Liza.Atas dukungan dari para sahabatnya Riva pun mengajak Liza ke suatu tempat yang sangat indah,sejuk dan romantis.Liza pun terkejut dan bertanya-tanya sebenarnya apa yang Riva ingin katakan sampai ia harus membawa dirinya ke tempat ini.Akhirnya Riva mengatakan tujuannya membawa Liza ke tempat ini,ia pun menceritakan semua yang ada dalam pikirannya dan yang ia rasakan.Liza benar” terkejut,ia tak menyangka kalau Riva menyukainya dan menyimpan rasa itu.Riva pun meminta Liza untuk memikirkan kata” yang baru saja ia uraikan kepada Liza.Liza pun bingung,akhirnya ia menanggapi perkataan Riva.Ia pun mau menjadi pacarnya,setelah sekian lama bersama,Liza merasa nyaman berada dekat Riva.Riva benar” tak menyangka bahwa Liza juga menyukainya dan mau menerimanya menjadi pacarnya.Riva senang bukan kepalang,dia merasa bahwa ini semua mimpi,Liza pun berusaha meyakinkan Riva bahwa ini adalah kenyataan.Mereka pun pulang,dengan perasaan yang benar” senang.Keesokan harinya,Lian dan Lina datang ke rumah Liza untuk mengajaknya berangkat bareng ke kampus.Namun Liza menolaknya karena Liza telah membuat janji kepada Riva untuk berangkat bareng ke kampus.Tak lama kemudian Riva datang,para sahabatnya bingung kenapa Riva datang sepagi ini.mereka pun menanyakan hal itu kepada Riva.Riva pun menjawabnya dengan santai,bahwa ia datang ke rumah Liza untuk menjemput Liza.Selang beberapa waktu Liza pun turun lalu menyapa semua sahabatnya dan pacarnya.Para sahabatnya tak mempercayai jawaban dari Riva,mereka pun menanyakan kembali pada Liza,dan Liza pun menjawabnya sama dengan jawaban Riva.Akhirnya mereka mempercayai jawaban dari sahabatnya itu,meskipun mereka masih merasa ada yang sahabatnya itu sembunyikan.Mereka pun berangkat bareng ke kampus.Setibanya mereka di kampus,Riva meninggalkan Liza dan ia menuju kampusnya yang tak jauh dari kampus Liza.Para sahabatnya berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya Riva dan Liza sembunyikan dari mereka.Dari menanyakan langsung sampai mencari tahu dari pacar mereka masing”.Setelah 1 minggu berlalu,Liza dan Riva pun mengatakan bahwa mereka telah resmi menjadi sepasang kekasih.Para sahabat mereka pun mengucapkan selamat,dan merayakan jadian sepasang sahabatnya itu.Mereka semua menjalani hubungan dengan baik” saja.
Beberapa bulan kemudian,mereka masih menjalani hubungan mereka dengan baik. Dan tibalah liburan semester,mereka pun merencanakan untuk berlibur ke puncak,tepatnya ke rumah orang tua Riva.Riva selama ini dia mengekos untuk kegiatan kuliahnya.Akhirnya merekapun memutuskan untuk berlibur kesana.Perjalanan menuju rumah Riva pun di tempuh sekitar 4 jam lamanya.Setibanya Riva dkk di Rumahnya,keluarga Riva menyambutnya dengan senang hati,kecuali ayah Riva terhadap Liza.Ayah Riva tak menyetujui hubungan Riva dengan Liza,karena ayahnya telah memilihkan pasangan untuk Riva yang mana pasangannya itu adalah anak dari rekan bisnis ayahnya.Setelah beberapa hari mereka disana tak ada kejadian yang aneh”.
Pada suatu hari,kalung ibu Riva hilang dan mereka berusaha mencari.Sampai akhirnya ayah Riva menyuruh pesuruhnya untuk menggeledah semua kamar yang ada.Pesuruh itu pun mengerjakan perintah yang di inginkan oleh majikannya itu.20 menit berlalu,Pesuruhnya itu pun berteriak bahwa ia telah menemukan kalung ibu Riva.Akhirnya merekapun bergegas berkumpul di Ruang Keluarga,setelah mereka sampai di ruang keluarga.Ayah Riva mencoba menanyakan pada pesuruhnya,dimana ia menemukan kalung istrinya itu.Pesuruhnya itu pun menjawab bahwa ia menemukannya dibawah bantal Liza.Riva dan yang lainnya terkejut,merekapun menerka-nerka mana mungkin Liza mengambil barang yang bukan miliknya apalagi itu milik ibunya Riva.Liza pun berusaha untuk membela dirinya di depan hadapan sahabatnya,pacarnya dan keluarga Riva.Ayah Riva pun mengatakan bahwa Liza bukan wanita yang pantas mendampingi anaknya.Liza pun menangis lalu pergi.Para sahabatnya berusaha mengejarnya,Riva pun berusaha mengejarnya.Tapi Liza sudah menghilang,Riva dan yang lainnya pun kembali ke rumah.Riva benar” marah kepada ayahnya karena telah mengatakan hal itu di depan orang yang sangat ia sayangi.Para sahabatnya pun memutuskan untuk menyusul Liza.Riva ingin ikut mereka tapi ayahnya melarangnya.Ibunya tak dapat melakukan apa” karena ibunya takut pada ayahnya.Adik Riva pun hanya bisa menangis melihat pertengkaran ayahnya dan kakaknya itu.Beberapa jam kemudian Lian mengabarkan bahwa Liza mengalami kecelakaan,sekarang ia sedang dirawat di Rumah Sakit yang tak jauh dari rumah Riva.Liza mengalami lumpuh sementara akibat kecelakaan yang ia alami.Riva pun berusaha menjenguk Liza,tetapi ayahnnya tak mengizinkannya untuk keluar rumah karena rekan bisnisnya dan putrinya akan datang bertamu ke rumahnya.Riva pun menghubungi Lian agar ia tetap menjaga Liza untuk saat ini,karena dirinya tak dapat menjenguknya saat ini karena ayahnya masih bersikeras untuk menjodohkannya dengan putri dari rekan bisnis ayahnya itu.Lian pun mengatakan bahwa ia akan menjaga Liza sampai kapanpun bersama yang lainnya.Tak lama kemudian tamu yang ditunggu” oleh ayah Riva pun datang,mereka saling menyapa.Tapi Riva sama sekali tak memperdulikan putri dari rekan bisnis ayahnya itu.Karena pikirannya saat ini hanya tertuju untuk Liza,Ibunya pun berusaha untuk membujuk Riva agar ia mengikuti jalannya pertemuan ini,untuk membuat ayahnya senang.Usai pertemuan ini Riva pun meminta izin untuk kembali ke Jakarta,ayahnya masih bersikeras melarangnya untuk kembali ke Jakarta,sebelum Riva menyetujui perjodohan ini.Riva pun memikirkan cara lain,Riva pun kabur dari rumahnya melalui jendela atas saran dari ibunya,karena ibunya tak ingin Riva sedih hanya karena perjodohan ini.Ibunya sambil menangis,membantu putranya pergi dari rumah.Selang beberapa jam,ayah Riva menyadari kalau Riva tak ada di dalam kamarnya.Ayahnya pun menyuruh semua pesuruhnya untuk mencari Riva.Riva terus berlari menuju Rumah Sakit dimana Liza dirawat.Setibanya Riva disana,Lian dan lainnya menyambutnya dengan isak tangis.Riva bingung apa yang sebenarnya terjadi,sampai mereka menangis?,akhirnya Riva bertanya pada Rino dan Refi mereka pun menjawab bahwa keadaan Liza sekarang sangat kritis karena pendarahan yang terjadi akibat kecelakaan itu.Lian dan Lina pun menyuruhnya untuk tes darahnya.Riva pun bergegas menuju ruang tes darah,40 menit kemudian hasil dari tes itu keluar.Ternyata golongan darahnya dengan Liza sama.Tanpa pikir panjang lagi Riva langsung mengatakan ia mau mendonorkan darahnya untuk Liza. Riva pun dibawa ke kamar dimana Liza di rawat untuk proses pendonoran darah.Selang beberapa waktu proses ini selesai,Riva terus menunggu Liza yang terbaring lemah di hadapannya.2 hari berlalu,Liza pun sadar dari koma’nya.Lalu Riva memegang tangannya,Liza pun memanggil nama Riva.Riva pun berteriak-teriak memanggil dokter,agar ia memeriksa Liza.Riva pun keluar menghampiri para sahabatnya yang sedang terlelap tidur.Riva pun membangunkan para sahabatnya itu,setelah para sahabatnya bangun Riva memberitahu bahwa Liza sudah sadar dan sekarang ia sedang diperiksa oleh dokter.Riva dan sahabat”nya tak berhenti mengucapkan syukur.15 menit berlalu,dokter pun keluar dan memperbolehkan Riva dkk untuk melihat Liza.Belum Riva membuka pintu,pesuruh ayah Riva sudah datang menghampirinya.Riva pun mencoba melawan tapi tak ada hasil.Akhirnya Riva mau ikut dengan pesuruh ayahnya itu dengan 1 syarat ia ingin menemui Liza terlebih dahulu.Para pesuruh itu pun menyetujuinya dengan memberi waktu sekitar 20 menit.Riva pun masuk dengan didampingi oleh salah satu pesuruh ayahnya untuk memastikan bahwa Riva takkan kabur.Riva pun menemui Liza,Liza pun menangis lalu meminta maaf,Riva pun sama dengan Liza dan Riva pun meminta pendapatnya tentang perjodohannya itu.Liza mengatakan bahwa ia merelakan Riva,bukan karena ia tak menyayangi Riva tapi ia tak ingin Riva dicap menjadi anak durhaka oleh orangtuanya. Riva pun menerima jawaban yang baru saja ia dengar,dengan berat ia langkahkan kakinya untuk meninggalkan Liza.Akhirnya Riva dibawa oleh pesuruh ayahnya itu kembali ke rumah.Liza berusaha tegar melihat Riva dibawa oleh pesuruh ayahnya itu.Sesampainya Riva di rumah,ia dikejutkan dengan undangan dan pakaian yang ada di hadapannya itu.Di rumahnya pun sudah banyak sekali pernak-pernik untuk pernikahan.Riva pun bertanya pada ibunya apa maksud dari semua ini,ibunya pun menjawabnya bahwa ini semua untuk pertunangannya dengan gadis pilihan ayahnya.Riva benar” tak menyangka jika perjodohan itu benar” terjadi.Keesokan harinya kondisi Liza mulai membaik,dan pesuruh Ayah Riva datang ke Rumah Sakit untuk mengantarkan undangan pertunangan Riva dan gadis pilihan ayah Riva.Liza pun menerimanya dengan tangan bergetar,sambil ia membaca undangan itu tetesan air mata jatuh terurai.Dan pesuruh ayah Riva pun pergi,saat itu juga Liza mengatakan bahwa ia akan datang ke pertunangannya Riva.Lian dan lainnya mencoba untuk menghalanginya tapi Liza tetap pada keputusannya.
Pada hari pertunangan Riva dan gadis itu,Liza datang dengan menggunakan kursi roda dan di dorong oleh Lian.Liza datang bersama sahabat”nya.Riva terkejut karena Riva tak diberitahu oleh keluarganya jika mereka mengundang Liza.Riva pun menghampiri Liza,Liza pun mengucapkan selamat dengan nada lirih. Riva pun berusaha menerimanya dan tersenyum pada Liza.Tak lama kemudian para sahabatnya pun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Liza pada Riva.Suasana disini sangat meriah,Liza pun melihat sekelilingnya ada yang mencurigakan.Liza lalu berusaha memutarkan rodanya kearah Riva dan gadis itu.Setibanya Liza tepat didepan Riva suara tembakan terdengar,para undangan lainnya lari berhamburan.Tetapi Lian dkk melihat Liza berlumuran darah,lalu Lian berteriak LIZA…………..!!
Semua mata tertuju pada gadis di atas kursi roda yang berlumuran darah.Riva pun langsung menggendongnya untuk membawanya ke rumah sakit,yang lainnya pun menyusulnya dari belakang.Setibanya di Rumah Sakit dokter pun langsung menanganinya,Riva benar” khawatir dengan kondisi Liza.Tak lama kemudian keluarganya datang,lalu Riva memarahi ayahnya,ayahnya pun meminta maaf atas semua yang ia lakukan.Tapi Riva tak memaafkannya karena ia benar” sakit hati oleh ayahnya,atas tindakan ayahnyalah Liza harus merasakan sakit yang luar biasa.Liza lumpuh dan sekarang dia harus berjuang untuk melawan sakit lagi karena peluru yang menancap pada sisi kiri bahunya.2 jam kemudian dokter pun keluar lalu mengizinkan Riva dan yang lainnya masuk.Riva langsung lari menuju Liza,lagi” Riva harus melihat orang yang ia sayangi tak berdaya di tempat tidur dengan balutan sehelai kain di seluruh badannya.Lian dan Lina pun menangis melihat sahabatnya tak berdaya seperti itu.Akhirnya Lian dan Lina memutuskan untuk membawa Liza ke Luar negeri guna mempercepat proses pemulihan.Pihak Rumah Sakit pun mengizinkan,Lian dan Lina segera membawa Liza meninggalkan Rumah Sakit.Lalu bergegas menuju bandara untuk meninggalkan Indonesia.Riva ingin ikut tetapi Lian dan Lina melarangnya,karena dengan adanya Riva yang ada proses pemulihan Liza akan sulit.Tapi Riva tetap memaksakan ingin ikut,akhirnya ibunya menasehatinya agar ia tetap disini bersama yang lainnya,Riva pun mengikuti saran ibunya.
1 bulan berlalu Liza dkk kembali,Riva dan keluarganya menjemputnya di bandara,sahabatnya pun menjemputnya.Liza senang sekali,tak lama kemudian ayah Riva muncul dengan membawakan sebuket bunga mawar putih kesukaannya.Ayah Riva pun menghampiri Liza,dan memberikan bunga mawar putih itu.Liza pun bingung apa yang sebenarnya terjadi,lalu ayah Riva mengatakan bahwa ia merestui hubungan Liza dengan Riva putranya dan ia juga meminta maaf atas apa yang terjadi pada diri Liza.Liza pun tanpa berpikir panjang lagi memaafkan ayah Riva.Riva pun memeluk tubuh Liza,dan mengucapkan terima kasih kepada ayahnya.Semuanya terbawa oleh suasana yang ada.Akhirnya Riva dan Liza pun memutuskan untuk menikah,Pernikahan mereka pun dilaksanakan sangat meriah.Riva dan Liza pun hidup bahagia atas pencapaian cinta mereka.Dan atas perjuangan mereka untuk menghadapi semua rintangan yang ada.
Kesimpulannya bahwa pesuruh yang ada di rumah Riva adalah salah satu pegawai di Rumah Liza yang diberhentikan oleh keluarga Liza dengan alasan ia telah mencuri sekotak perhiasan dari kamar mendiang ibunya Liza.Dan pelaku penembakan itu adalah pacar dari anak rekan bisnis ayahnya Riva.
Sabtu, 12 Juni 2010
awalnya , politik itu mulia
Begitu mulianya ilmu dan misi politik sehingga Aristoteles menyebutnya sebagai seni tertinggi untuk mewujudkan kebaikan bersama ( common and highest good ) bagi sebuah negara. Menurut Aristoteles dalam Nicomchean Ethics, semua cabang ilmu yang lain di bawah kendali dan akan melayani implementasi ilmu politik guna menciptakan kehidupan social yang nyaman dan baik.
Di dalam tradisi agama, sosok kepala negara dicontohkan oleh figure nabi nabi. Para nabi merupakan sosok penggembala yang penuh tanggung jawab, mencintai gembalanya, dan tahu betul kemana harus berjalan membawa umatnya. Figur Musa, Yesus, dan Muhammad, merupakan ketauladanan yang masing-masing memiliki konteks ruang dan perilaku umat yang berbeda-beda. Ketiganya pernah menjadi penggembala, lalu menjadi penggembala umat yang disegani. Meski sekarang kita tahu, banyak orang mengaku sebagai umatnya, namun sebatas ucapan saja; perbuatan dan tindakannya jauh dari ajaran-ajaran para nabi.
Semasa Orde Baru, banyak kasus menarik bagaimana Presiden Soeharto kala itu melumpuhkan figure kuat.
Contoh nyata adalah Ali Sadikin yang saat itu di mata warga Jakarta lebih popular disbanding Presiden Soeharto. Waktu itu orang membayangkan, selesai menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin amat cocok memangku jabatan Menteri Dalam Negeri ( Mendagri ). Lalu bisa mengganti Presiden Soeharto, namun harapan dan dugaan rakyat meleset.
Juga nasib Sarwo Edhie yang didubeskan sehingga kehebatan dan pengaruhnya tidak membayangi kekuasaan Soeharto. Ambisi Habibie untuk membangun imperium iptek di Indonesia menjadi berantakan saat legalitas politik lepas dari tangannya. Sosok Abdurrahman Wahid yang magnetic bagi pendukungnya tidak mampu menciptakan gelombang gerakan setelah tidak lagi sebagai orang nomor wahid di Indonesia.
Kini sosok Megawati sedang mengawang di meja langit politik Indonesia, sehingga rakyat kecil pendukungnya yang tinggal di bumi merasa ditinggalkan. Akbar Tandjung, meski berarti, dia yang sangat besar, kalau tidak lagi duduk di kursi kebesarannya sebagai ketua DPR pasti akan berubah jangkauan pengaruhnya.
Kita tidak tahu bagaimana kiprah dan posisi Amien Rais, yang secara literer berarti pemimpin yang terpercaya, jika tidak pandai-pandai memelihara dan memanfaatkan legalitas jabatan politiknya serta tidak mampu menjaga integritas dirinya, bisa saja memperpanjang daftar orang-orang yang terjungkal dari panggung pergulatan dan perebutan kekuasaan.
Pertanyaannya, mengapa jabatan dan aktivitas politik itu menarik ? Jika pertanyaan ini diajukan kepada Thomas Hobbes, jawabannya ialah untuk memperoleh kekuasaan (power), kemegahandiri (self-glory), dan kesenangan hidup(pleasure). Bagi para pejuang ideology keagamaan, jabatan dan kekuasaan politik dikejar-kejar untuk menegakkan hukum Tuhan di muka Bumi (menurut pemahaman mereka). Bagi sekelompok orang mungkin saja untuk mencari uang atau untuk melindungi bisnisnya.
Nurani dan nalar sehat menjadi amat kecewa saat melihat panggung politik yang pada dasarnya begitu mulia, berubah menjadi panggung gladiator, arena perebutan kekuasaan dengan cara saling memfitnah, menjegal, dan membunuh lawan.
Akibatnya apa yang disebut politik tidak lagi sebagai seni dan ilmu memperoleh kemenangan dengan cara elegan, cerdas, santun dan terhormat tetapi siapapun yang turun merasa terluka, kalah, dan sakit hati. Maka, muncul sederet putra-putra, terbaik negeri ini, yang menghabiskan hari-hari tuanya dengan rasa pilu, dan duka tergusur dan nista secara politik ketimbang pejuang yang telah mengabdi pada bangsa dan negara.
Di dalam tradisi agama, sosok kepala negara dicontohkan oleh figure nabi nabi. Para nabi merupakan sosok penggembala yang penuh tanggung jawab, mencintai gembalanya, dan tahu betul kemana harus berjalan membawa umatnya. Figur Musa, Yesus, dan Muhammad, merupakan ketauladanan yang masing-masing memiliki konteks ruang dan perilaku umat yang berbeda-beda. Ketiganya pernah menjadi penggembala, lalu menjadi penggembala umat yang disegani. Meski sekarang kita tahu, banyak orang mengaku sebagai umatnya, namun sebatas ucapan saja; perbuatan dan tindakannya jauh dari ajaran-ajaran para nabi.
Semasa Orde Baru, banyak kasus menarik bagaimana Presiden Soeharto kala itu melumpuhkan figure kuat.
Contoh nyata adalah Ali Sadikin yang saat itu di mata warga Jakarta lebih popular disbanding Presiden Soeharto. Waktu itu orang membayangkan, selesai menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin amat cocok memangku jabatan Menteri Dalam Negeri ( Mendagri ). Lalu bisa mengganti Presiden Soeharto, namun harapan dan dugaan rakyat meleset.
Juga nasib Sarwo Edhie yang didubeskan sehingga kehebatan dan pengaruhnya tidak membayangi kekuasaan Soeharto. Ambisi Habibie untuk membangun imperium iptek di Indonesia menjadi berantakan saat legalitas politik lepas dari tangannya. Sosok Abdurrahman Wahid yang magnetic bagi pendukungnya tidak mampu menciptakan gelombang gerakan setelah tidak lagi sebagai orang nomor wahid di Indonesia.
Kini sosok Megawati sedang mengawang di meja langit politik Indonesia, sehingga rakyat kecil pendukungnya yang tinggal di bumi merasa ditinggalkan. Akbar Tandjung, meski berarti, dia yang sangat besar, kalau tidak lagi duduk di kursi kebesarannya sebagai ketua DPR pasti akan berubah jangkauan pengaruhnya.
Kita tidak tahu bagaimana kiprah dan posisi Amien Rais, yang secara literer berarti pemimpin yang terpercaya, jika tidak pandai-pandai memelihara dan memanfaatkan legalitas jabatan politiknya serta tidak mampu menjaga integritas dirinya, bisa saja memperpanjang daftar orang-orang yang terjungkal dari panggung pergulatan dan perebutan kekuasaan.
Pertanyaannya, mengapa jabatan dan aktivitas politik itu menarik ? Jika pertanyaan ini diajukan kepada Thomas Hobbes, jawabannya ialah untuk memperoleh kekuasaan (power), kemegahandiri (self-glory), dan kesenangan hidup(pleasure). Bagi para pejuang ideology keagamaan, jabatan dan kekuasaan politik dikejar-kejar untuk menegakkan hukum Tuhan di muka Bumi (menurut pemahaman mereka). Bagi sekelompok orang mungkin saja untuk mencari uang atau untuk melindungi bisnisnya.
Nurani dan nalar sehat menjadi amat kecewa saat melihat panggung politik yang pada dasarnya begitu mulia, berubah menjadi panggung gladiator, arena perebutan kekuasaan dengan cara saling memfitnah, menjegal, dan membunuh lawan.
Akibatnya apa yang disebut politik tidak lagi sebagai seni dan ilmu memperoleh kemenangan dengan cara elegan, cerdas, santun dan terhormat tetapi siapapun yang turun merasa terluka, kalah, dan sakit hati. Maka, muncul sederet putra-putra, terbaik negeri ini, yang menghabiskan hari-hari tuanya dengan rasa pilu, dan duka tergusur dan nista secara politik ketimbang pejuang yang telah mengabdi pada bangsa dan negara.
Langganan:
Postingan (Atom)